Kepada Setia Wulanjani
Hampir
setengah purnama kau memanggilku
Setiap
malam kita merangkai bunga
mawar
yang tiap hari hampir petang kita petik dari kebun ibu
Saat
itu juga kau memanggilku
Kukira
itu hanya umpatan
Karena
rasa takpernah terasa tanpa kita kecap
Seperti
sajakku waktu itu
Kau
bergeming, "pria yang susah kumengerti" lagi
Aku
dengar, Sayang
Sayang
bumi tak merestui
Karena
rasa takpernah terasa tanpa kita kecap
Hampir
setengah purnama kau memanggilku
Tapi
nyata, kita bertemu untuk membuang muka
Sekejap
bertatap lantas membuang muka
Kita
lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdusta
Tapi,
rasa tak akan pernah terasa tanpa kita kecap
Rawamangun
Pusat, 5 Januari 2013
AIDC,
16:46
Komentar
Posting Komentar