Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Gadis Cuka

Dari kediaman Ibu diamdiam kamu muncul diamdiam Melempariku sebatang senyum pelanpelan Dangkalnya lesung di pipimu tak kuhiraukan-toh ternyata dalam jua Kau yang diamdiam tersenyum diamdiam Kucoba untuk tangkap tanpa melihat yang lain mendekap Dekatdekat semakin diam senyummu mengembang Tidak lagi pelanpelan dan diamdiam Belum lagi yang lainlain ingin senyummu itu juga aku yang heran memungutinya dari kejauhan Mataku merabaraba bara cemburu dari kekasihkekasihmu yang lalu Masih remangremang   Botol, 13 Februari 2013 Andrall Intrakta DC

KERNA KATA

Rimbun kenangan yang kian kikis. Tebang, tebang! Pangkas, pangkas! Ada dimensi yang terlalu pekat. Setidaknya untukku. Entah rupa apa hingga aku di arus-ke-dalamnya. Maka aku menjadi entah. Di sebangkai kata, cinta bagimu adalah purba, yang melambat luruh dari cengkramanmu. Sebegitu pantasnyakah seseorang dibawa dalam kepekatan? Dan keluguan atas kealfaan menjadi harga mati yang memerihkan. “Kau ingkar dalam dusta, Alina!” Muncul titik-titik kecemasan. Menggumpal membentuk sketsa wajah ketakutan atas perubahan yang mengejutkan. Aku kehabisan stok leksikal untuk menggambarkanmu, Alina. Semacam apa kau sebenarnya? Keindahan alam yang menggila cinta, untukku. Maka terseok kembali mencari diri dalam ketakberadaan. Akibat yang hilang dicuri kenangan. Segala masih tersembunyi. Segala patut kembali! Sudahlah Alina, sudah cukup masaku menakutkan malam jahanam. Segala dongeng hanya mitos para leluhur di balik celana dalam. Misteri, untuk kita. Siapa salah

KUSWORO

Ada sedikit kenangan yang terus kukenang Bukan karena aku merinduimu Bukan pula karena waktu lalu tak sempat kusesali Tapi menyadari kekurangan rohani adalah utama Kita pernah duduk menghadap surga Dariku katakata selalu terpampang jelas di udara Darimu segalanya kau sembunyikan dalam keheningan Kita pernah duduk menghadap surga Surga tercinta hanya pada labirin siapa sangka Di mana laci meja terapat tanpa kunci yang pernah kaukisahkan padaku duniawi Aku menjadi dasar zaman di mana belulang dan bebatuan tercanadu bangsawan Apa pernah kau rasuki jiwaku yang suai oleh masa? Masa yang menyeretku untuk menopang mimpi Kuingin kau kala ada aku menjadi rumput Jepang di bisingnya tanah mati Tunjungan, 8 Februari 2013 Andrall Intrakta DC | 22:57

Belajar Bahasa Inggris

untuk:   TriYuli Sore itu ketika senja mengundang Kukirimkan segelas Cappuccino kesukaanmu pada kenangan yang mengering dan sebuah berita tentang sekolah yang menerima ijazahku Lantas kau tukar dengan sebuah singkong bakar hasil kebunmu Kita mulai berbicara tentang apaapa Di samping rindu kita yang menderu Ada luka tak terbaca Ada sendu tak terduga Duka cita kita meracau Seolah bersembunyi di bawah rembulan Cappuccino Seolah terpanggang bersama kulit singkong Sore itu ketika senja mengundang Nelangsa berujung petang Melebihi pertemuan kita Waktu tak tentu jelas membuat kita menua dan menyepuh Kadangkala membutakan kita akan kenyamanan "Kita masih perlu berkembang", ujarmu Mencari dunia yang konon luar lebih menantang Lalu kau masuk ke rumah menyalakan lampu taman Lama hingga gelap mengangkang ....................................... Kau pergi sebulan lalu Membawa irisan beserta pisaunya Ada kosong yang kauabaikan