Ma, Dua hari lalu muncul wajahmu dalam dengkurku Memang agak berlebihan rupanya sebab aku tiada dengkur tiap tidur kecuali Ada lelah yang kumadu Ini hari jiwamu diserukan banyak orang Aku ingat betul tiga tahun lalu "Selamat hari guru, Nang! Semoga ngajarnya lancar. Anak bangsa kau didik benar." Tiga tahun lalu ini dialog kau kirim Padaku dalam ruang guru sebelum kuberlalu Masuk melewati lorong kelas, anak-anak berlarian, dan debu berhamburan Tiga tahun lalu aku bagai kau Seorang bahaduri yang mengawasi tiap curang anak manusia dalam mata pelajaran Aku ingat betul bagaimana suaramu lantang padat yakin Semua anak mengangguk mafhum tanpa ada tanya Seperti itu rupaku merupamu, Ma Setahun kudian, aku melupa hari ini Cuma kukirim pesan padamu yang sibuk mengguru Meski kau tak pernah suka untuk menggurui Tapi begitulah hidup, 'kan, Ma? Tak ingin berkata, tapi terpaksa bersuara Meski kata-kata tak lagi harus dipercaya Sebab dusta merupa begitu hebatnya