untuk: seorang penulis Hipwee
Seperti sore itu,
sebuah tanya di ujung daun
Limbung kerna tetes
air hujan sebelumnya
Bagaimana bisa aku
mencintaimu pagun
Bilamana ada
pertemuan di antaranya
***
Sekukuh angsana
selebat hujan sebelumnya
Begitu kau tampak
di balik terawang-remang
Mungkin jarak kedua
alismu yang renggang
Mungkin lipatan
baju kemejamu yang tiada
menjadi persepsi
yang mendasar tentang
persoalan pembagian
ruang
Sekukuh angsana
selebat hujan sebelumnya
Kau tampik selir
menyelir udara
Kau tolak segala
guruh samudera
Sementara ketika
udara resap dalam tubuh
dan cuaca bagai
sepucuk teluh
Bersatu dengan
sukma
Bergelut dengan
raga
; Mau apa? Bisa
apa?
***
Seperti sore itu,
sebuah tanya di ujung daun
Limbung kerna tetes
air hujan sebelumnya
Maka itulah
tanyaku; memerhatikanmu dari jauh
dari pandang yang
tak pernah kau sentuh
Yogyakarta, 1
November 2016
Andrall Intrakta DC
Komentar
Posting Komentar