Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Sudahi

Gerimis. Berawal dari gerimis kecil yang menggelitik pandang kita untuk melanjutkan perbincangan di teras rumahmu. Gerimis kecil dan angin yang berhembus menambah dinginnya suasana dan hatimu. Lebih dari dua jam kau relakan suara kita melayanglayang di cakrawala, hingga gerimis menyambut, dan menyudahi percakapan yang belum menemui terang. Wajahmu yang sebelum gerimis, asri kupandang, kini berubah kecut. Atau gerimis ini yang membuatnya, aku tak tahu. Mungkin tak akan pernah tahu, selama kau masih bungkam. Pernah suatu ketika aku bertanya padamu tentang angin yang kumbara, namun itu pun tak kunjung terjawab olehmu. Lantas kau mengalihkan pertanyaanku dengan segelas kopi hitam buatanmu. Dan kau tahu, itu kesukaanku. Ah, kau benar-benar curang ya! Sampai akhirnya kutemukan langit setelah gerimis. Awalnya terlihat pelangi, saat kau menggenggam tanganku, dan menatap manis mataku. Kulihat bibirmu bergetar siap terbuka. Apa yang akan kau katakan? Ujarku dalam hati dengan sedikit