Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

SURAT KEPUTUSAN

Yth. Nyonya Luphi                                                                          Negeri Senja, 26 April KELAK Di Kebahagiaan Dengan taat, Datangnya surat ini kepada Nyonya, saya, pria dengan tak terhingga kasih dan cinta, memohon sangat ketabahan, kerendahan, dan keikhlasan hati untuk putri semata wayang Nyonya. Ada pun maknanya, saya sadar dan sabar, izinkan saya untuk berujar janji cincin jari manis dengan putrimu, Alina. Restuilah perjalanan kami melewati tangga menuju altar surgawi. Saya kira Nyonya sudah paham dan mengerti, sebab tujuan utama manusia adalah untuk kembali ke semesta. Demikian, Nyonya, surat ini saya tulis dan baca dengan sadar, tulus, cinta, dan harap kepada Nyonya untuk putri mungil Nyonya. Atas segala restu, saya ucapkan syukur terima kasih. Salam cinta, Sukab

Sebelas Purnama Lewat Depan Rumahku

Malam perpisahan larut tanpa belaian Segera pagi, senyum terbit dari bibir tipismu merekah Seolah kau mengingatkan ; sarapan itu penting! Atau sekurang-kurangnya ; jangan lupa, matikan kipas angina di kamarmu, ya! Selalu halaman kau ulas lembut tanpa luput Jemari yang gerimis kerna bila petang menjelang Jumpa menjadi di layar ponsel atau esok harap masih aada matari Malam perpisahan larut tanpa belaian Segera pagi, senyum terbit dari bibir tipismu merekah Masih setia kau mengetuk kamarku Segelas susu sepotong rindu bertabur cinta rebah di pelukku Ya, pagi yang gemilang, sebab Sebelas purnama lewat depan rumahku Rumah-tangga kita Februari 2014

Bapak Djokey

Antara aku dan bahagia di tanganmu ialah kau genggam kepedihan. (kukocok keraguan) Atasmu pelbagai gundah, kau beri seribu poin kurang. Untuk kematian masa lalu ; kita Puspa, 25 Februari 2014