Malam perpisahan larut tanpa belaian
Segera pagi, senyum terbit dari bibir tipismu
merekah
Seolah kau mengingatkan
; sarapan itu penting!
Atau sekurang-kurangnya
; jangan lupa, matikan kipas angina di kamarmu,
ya!
Selalu halaman kau ulas lembut tanpa luput
Jemari yang gerimis kerna bila petang menjelang
Jumpa menjadi di layar ponsel atau esok harap
masih aada matari
Malam perpisahan larut tanpa belaian
Segera pagi, senyum terbit dari bibir tipismu
merekah
Masih setia kau mengetuk kamarku
Segelas susu sepotong rindu bertabur cinta
rebah di pelukku
Ya, pagi yang gemilang, sebab
Sebelas purnama lewat depan rumahku
Rumah-tangga kita
Februari 2014
Komentar
Posting Komentar