Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Bingkai Hujan

Tibatiba, butirbutir air langit jatuh membasahi kaki gunung, merembes ke tanah menuju kota, dan sebagiannya bermuara di hatiku yang tengah pengap akan asap rokok yang setiap harinya kuhisap 10 sampai 12 batang. Sesaknya tak terelakan. Mungkin sudah saatnya aku menghentikan kebiasaanku ini. Ya, kebiasaan menghabiskan waktu di atap rumah, memandang awan yang suci, dan merusak paruparu dengan rokok, kadang juga ditemani segelas kopi hitam pekat dengan sedikit gula. Tampaknya, kini saatnya aku kembali ke rumah untuk berteduh sembari menghangatkan tubuhku. Kembali aku melanjutkan catatan yang belum usai kutulis tadi. Hujan yang menghambatku menatap awan suci, membuatku ingin berdendang di bawahnya. Barang kali berdendang di kala hujan adalah sebuah kenikmatan yang belum pernah kutemui, yang mungkin bisa membangkitkan hasratku untuk kembali menari bersama pena di atas kertas. Tuhan memang Maha Benar. Tak salah Dia memberiku insting yang kuat. Ternyata berdendang di bawah hujan sungguh memb