Aku Alina 1
Alina
yang selalu kupuja
Kuagungkan
kau lebih dari gembur tanah
Kujauhkan
kau dari retak kemarau
Kuatapi
kau dari terik nelangsa
Tapi
aku luput memayungimu dari hujan kenanganku
;
hingga kau hanyut atas curiga dan kecewa
Aku Alina 2
Ingat betul aku tatkala kau pinta
rembulan hingga berabad kita pada atap yang sama. Tak pula lupa, damba teduh
asmara dan rindang gejolak perlawanan batinmu atas segala nama wanita dalam
dompetku, sajakku. Sajakku tak lagi imaji, berbicara andai, perihal jikalau.
Seperti bulan terpeluk si bongkok atawa hujan yang tiada padahal banjir di
depan mata setinggi kaki. Tidak. Melainkan kini, sajak lahir kerna matamu yang
selalu basah dan urung kering. Kerna hidup bukan sebatas pilih-memilih. Ada
dipilih, ada pula terpilih, selain itu tiada. Maka, kau adalah yang kedua kata
kusebut di atas.
Aku Alina 3
Wanitaku padat curiga dalam tubuh
Buah mengkudu disebut duku
Belum lagi asma ibuku dikira masa
laluku
Di meja sarapan, ia tuang nasi
Padahal itu bubur
Katanya, bubur telah menasi
Kerna ia tanak beras dengan
terlampau banyak
Air mata, kecewa
Utan Kayu, Februari 2014
@andindc
Komentar
Posting Komentar