Mengingat
kau, Kekasih, seperti mengulum jarum waktu detik demi detik. Menelantarkan
kesepian pada pinggiran menit yang tak terkira datangnya. Menelan poros jam
yang berdetak serupa semu wajahmu, tetapi hayalan tetap hayalan, dan kesepian
melanda seluruh permukaan waktu.
Melupakan kau, Kekasih, bagai menanak beras dalam
benci. Sedang nasi tak perlu lagi dikukus, sebab ketiadaanmu olehku telah
terdekus dengan sedikit air mata yang barangkali bagi sebagian orang ialah
berdekah melihat lelakuku. Barangkali pula, bagi sebagian orang, mengingat
pelupaan tentang kekasihnya adalah bentuk kekeliruan yang acap terjadi dan
mereka sadari. Tetapi bagiku, Kekasih, cinta tak dapat ditimang dengan kata dan
kata tak makna tanpa cinta.
UK, 29 Juli 2014
Komentar
Posting Komentar