Alina tersayang,
Berabad lamanya
aku berlayar
Mencari dermaga
bahasa kalbu
Di kandungan
Ibunda menyisakan teka-teki
yang konon menjadi
rahasia langit dan bumi
Sampai entah
kapan
Tak segera
kutemuinya
Purnama lebih
banyak kutonton di atas kano
Aku nahkoda
bagai kuda, liar dan beringas
Aku tahan lapar
dan dahaga
Nafsu dan cinta
kubui berbulan-bulan
Jangkarku yang
kekar berkarat di sampingku
Biar mudah
kulempar ketika kutemukan kau
Alina tersayang,
Tanpa radar
tanpa sonar
Masih sabar masih
nanar
Terkembang layar
Tergantung angin
menawar
Akhirnya tersasar
Pulau-pulau
tersambangi aku
Tak sedikit dari
mereka mengenal cinta
Harta dan tahta
diperebutkan di ranahnya
Ada pula wanita
jadi mainan anak-cucunya
Sulit sekali aku
berangkat ke barat
Alina tersayang,
Kapalku menua
Sebagai kayu ia batang
muda
Angin menghunus
layar
Lalu laju kano
entah
Samudra kenangan
menjadi rapuh
Mengapung duka-suka
waktu lalu
Segera
Aku ingin
dermaga dengan segala
isi pulau tanpa senyum
mati
Alina
Dalam Kangen, 16
Maret 2013
AIDC | 23:25
Komentar
Posting Komentar