Inilah mimpi remaja, ujar Rendra
yang telah menua
Sua setelah surai
Kala mana senja semburat
Ini kata tanpa penafsir
Kerna kita tahu, apa pula takdir
Sua setelah surai
Bukan seperti janji kita
Bukan seperti jerit kemiskinan segala tanya
Tapi, jawaban Tuhan untuk kita cerna
Mencerna kata tidaklah seperti
cinta mengunyah nafsu dengan garang
mencabik tanpa menelan
menelan tanpa memamah
Sua sebelum surai
Di persimpangan tiada ujung
Ragamu molek tanpa cakap
Geming lentur lelaku tubuhmu
Mencekik kerongkongan dan mataku
Kulihat kau menjinjing hati
Kau todongkan padaku
Segelas hati padat luka
Segelas hati padat nanah
Tanyaku pada udara, itu luka?
Itu nanah?
Bukan, hanya segelas kopi rasa empedu
Sua setelah surai
Kau tenteng luka di kiri
Di tangan kanan berselendang duka
Namun senyummu lelehkan aku
pingsan
lama
lalu
Aku terjaga pada sebuah jumpa setelah surai
Sia-sia!
Balada Engkau Begitu Sulit
Ruang Hampa, 9 Agustus 2012
04.45
AIDC
Komentar
Posting Komentar